Welcome Friends!

Welcome and Let's read my Life, Friends!

Senin, 01 Oktober 2012

Nona Naoko

semalam untuk pertama kalinya saya mengunjungi rumah saya yang awalnya dikontrakkan untuk orang lain. walaupun sudah dibangun sejak 2 tahun lalu, tapi baru kemarinlah saya melihatnya, dan seluruh isinya. sebelumnya rumah itu dikontrak oleh seorang pegawai asal Jepang, namanya Nona Naoko. tapi berhubung beliau sudah kembali ke Jepang, jadi sekarang rumah itu kosong. saya membayangkan isi rumah itu kosong, tetapi ternyata isinya lebih lengkap dari kos-kosan saya. ada kursi tamu, spring bed di dua kamar, beberapa lemari pakaian dan lemari piring, juga banyak peralatan dapur di ruang dapur. dan saya melihat sebuah tulisan di sebuah papan tulis kecil yang tergantung di dinding. rupanya Nona Naoko menuliskan nama lengkap dan alamatnya yang di Jepang. saya jadi ingat kembali padanya.

sebenarnya sudah 3 tahun saya tahu ada orang Jepang yang datang ke Takalar untuk mengurus proyek. Kabar awal yang saya tahu adalah bahwa orang jepang itu adalah guru, tapi mungkin orangnya beda dengan Nona Naoko. dan saya awalnya tidak peduli. barulah satu tahun terakhir ini, sejak Nona Naoko mengontrak rumah itu, saya jadi tahu wajahnya. awalnya hanya sekedar dengar, tetapi beberapa hari itu saya bertemu Nona Naoko di rumah saya. beliau berkunjung ke rumah. di situlah mama saya memperkenalkan saya padanya, juga adik saya dan kakak saya ikut diperkenalkan. saya awalnya canggung berbicara pada Nona Naoko, tidak tahu harus bilang apa. tetapi rupanya beliau paham bahasa Indonesia, bahkan terlalu cepat paham. biasanya orang luar negeri tidak begitu lancar berbahasa Indonesia, tetapi beliau sudah terbiasa. walaupun ada beberapa istilah Indonesia yang tidak begitu beliau tahu, dan kadang beliau mengungkapkannya dengan isyarat. saya jadi tidak sungkan berbicara bahasa Indonesia, dan tidak perlu berbahasa Jepang padanya, seperti yang dilakukan beberapa orang yang juga mengenal Nona Naoko.

pada pertemuan pertemuan selanjutnya di rumah saya, saya mulai sering ikut mendengarkan pembicaraan beliau dengan kedua orang tua saya. kebanyakan membahas seputar kehidupan di Indonesia, khususnya masyarakat di lingkungan kami, juga seputar Islam. beliau begitu antusias jika dibahas mengenai Islam dan bagaimana Islam itu. walaupun saya kebanyakan diam dan mendengarkan, tetapi saya mengamati mereka.

berhari-hari berselang, rupanya Nona Naoko kabarnya akan segera pulang ke Jepang karena sebentar lagi masa kerjanya di Takalar akan selesai. itu artinya beliau tidak akan kembali lagi ke sini. saat itu pasca Idul Fitri, Nona Naoko berkunjung. beliau disuguhi makanan lebaran berupa buras dan daging. rupanya beliau suka dengan makanan khas itu, sehingga mama saya mengajarkan cara membuatnya, juga membahas makanan lain, seperti kue kering khas lebaran, ketupat, lontong, dan sebagainya. itulah salah satu dari sekian banyak kekhasan Indonesia yang tidak terdapat di Jepang, dan Nona Naoko baru kali itu mengetahuinya. beliau begitu tertarik dengan kehidupan Indonesia.

dan pertemuan terakhir kami, walaupun mungkin beliau masih bertemu sekali lagi dengan orang tua saya, karena saya sudah tinggal kembali di Makassar untuk kuliah, kami sekeluarga sempat berfoto bersama di rumah saya. itulah salah satu kenangan saya dan Nona Naoko, dan beliau berjanji akan mengirimkan foto-foto itu ke email saya.

saat itu saya agak sedih juga, walaupun baru bertemu beberapa kali, tetapi Nona Naoko sudah dianggap seperti keluarga sendiri, apalagi beliau tinggal sendirian di rumah kontrakan kami. kalau dipikir-pikir, kok bisa ya, kami akrab dengan seseorang yang sebenarnya tinggal nun jauh di sana, di tempat yang bahkan kami tidak pernah menginjakkan kaki di sana, tapi begitulah takdir Tuhan, mempertemukan kami, dan menumbuhkan rasa sayang itu. ya, rasanya punya keluarga baru, meskipun dengan negara yang berbeda.

dan saya mengamati semua benda yang ditinggalkan Nona Naoko di rumah kontrakan saya yang kini sudah tidak berpenghuni itu. ada tikar kecil dari Jepang, spidol-spidolnya yang juga produksi Jepang, alas piring, dan papan tulis bertuliskan alamatnya itu. saya rasanya jadi ingin berkunjung ke Jepang.

well, sampai sekarang saya masih menunggu kiriman foto dari Nona Naoko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar